Misteri Dibalik Gunung Pancar Sentul

Babakanmadang – Gunung Pancar berada di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakann Madang, Kabupaten Bogor. Gunung ini penuh dengan mitos. Konon menurut masyarakat setemapt, gunung ini disebutkan sebagai awal dan akhir kehidupan di muka bumi.

Dulu sebelum ada kehidupan di bumi, saat itu belum ada gunung dan kerap kali tempat ini berguncang serta sering memporak porandakan isinya. Meskipun tidak seberapa tinggi yakni 800 mdpl

Kabarnya karena sering berguncang, muncullah sesuatu yang besar yaitu Gunung Pancar.

Menurut Ki Sabilly warga Desa Karang Tengah, tempat ini juga menjadi tempat para pengunjung yang ingin mempelajari hal-hal gaib. Gunung Pancar dipercaya sebagai pondasi bumi yang utama. Kata pancar sendiri berarti tongga atau pasak. Jika gunung ini hancur karena letusannya, maka itu pertanda hancurnya alam semesta.

“Konon, gunung ini dipercaya sebagai pusat kerajaan gaib para makhluk halus,” kata Ki Sabilly, kepada rakyatbogor.net, Minggu (21/11/2021).

Beberapa tokoh legenda disini, kata Ki Sabily, terdapat makam Mbah H Dalem Putih, Ki Mas Bungsu, Mbah Raden Lawulung, Mbah Raden Surya Kencana, Mbah Kalijaga dan lainnya.

“Ada satu benda pusaka yang diburu dan misterius, yakni besi koneng yang memiliki cahaya beroenndar serta berdaya gaib tinggi. Ini diperkirakan peninggalan tokoh sakti yang ada di dalam salah satu makam keramat disana,” terangnya.

Selain itu, makam Mbah Putih ini juga menjadi tempat wisata religius warga dari berbagai wilayah. Setiap harinya, para peziarah mendatangi lokasi tersebut, untuo sekedar mendokan.

” Mereka datang untuk sekedar berziarah, baik siang maupun malam selalu ramai,,” ujarnya.

Untuk menuju Gunung Pancar yang memiliki ketinggian kurang lebih 800 meter mdpl, bisa melewati tol dan keluar di Gerbang Tol Sentul Selatan kemudian terus mengikuti jalan melewati Desa Babakan Mandang dan Desa Karang Tengah.

Kondisi jalannya sudah beraspal dan cukup baik dengan jarak kurang lebih 13 kilo neter dan waktu tempuh kurang lebih 20 menit.

” Jika menggunakan motor atau sepeda, bisa melewati Desa Sukaraja yang tembus ke Sentul Selatan juga. Namun yang perlu diingat adalah medan sebuah gunung membutuhkan tenaga ekstra,” tutupnya.

Miris. Nasib Ribuan Guru Honorer PAI tidak Jelas

Bogor, HRB – Miris, ditengah pemerintah pusat berencana menghapus status tenaga honorer dan mengganti statusnya dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Nasib ribuan tenaga honorer guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kabupaten Bogor masih tidak jelas.

Pasalnya pada seleksi PPPK tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Bogor belum menyediakan formasi atau kuota untuk posisi guru honorer PAI. Kondisi tersebut diakui sangat membuat kecewa para Guru honorer Pendidikan Agama Islam Kabupaten Bogor yang jumlahnya mencapai 1299 Orang tersebut.

Koordinator Lapangan Guru Honorer PAI Kabupaten Bogor, Lina Lustiana, sangat berharap pada seleksi PPPK tahun 2022 ini para guru honorer PAI di Kabupaten Bogor mendapatkan formasi.

Mengingat seleksi PPPK tahun 2021 Guru PAI di Kabupaten Bogor nyaris tidak mendapatkan formasi. Hal ini sangatlah memprihatinkan karena ternyata hanya Kabupaten Bogor yang tidak ada formasi guru PAI.

“Kami tidak diberikan kesempatan untuk ikut tes dan hanya jadi penonton. Padahal jelas jelas kami terdata di dapodik sebagai guru PAI,” ungkap Lina belum lama ini.

Seluruh guru PAI kabupaten Bogor akan terus berupaya menyuarakan haknya kepada pemerintah tahun 2021 mendesak Pemerintah untuk memberikan kejelasan terkait kondisi tersebut, terlebih ketiadaan formasi bagi guru Honorer Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bogor ini.

Kondisi juga semakin di perparah dengan kabar yang didapat dari PKPSDM yang menyampaikan bahwa di tahun 2022 ini juga tidak ada formasi untuk guru PAI.

PPPK tahun 2022 untuk prioritas yang telah lulus passing grade. Nah bagaimana kami bisa lulus passing grade ikut tes aja tidak bisa, karena tidak ada formasi”, Imbuhnya.

Lina berharap pemerintah dalam hal ini DISDIK, BKPSDM, DPRD dan PEMDA Kabupaten Bogor dapat segera memberikan solusi atas masalah ini, karena bagaimanapun ketiadaan formasi bagi Guru Honorer Pendidikan Agama Islam pada seleksi P3K ini sangat serius dan perlu mendapat perhatian.

“Kami sangat berharap adanya kejelasan untuk status kami ini yang masih honorer. Dan mendapatkan kesetaraan dengan tenaga pendidik yang lain,” tukasnya.

Minyak Goreng HET Masih Langka Dipasar

Kota Bogor – Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut distribusi minyak goreng (migor) dengan harga eceran tertinggi (HET) masih langka di pasar tradisional. Hal itu dikatakan Bima usai meninjau ketersediaan minyak goreng goreng di Pasar Baru Bogor, Rabu (2/3/2022) sore.

Dalam peninjauan itu, Bima Arya mampir ke toko kelontong mempertanyakan ketersediaan minyak goreng sesuai HET. Mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagei) No 6/2022, HET minyak goreng diatur dengan perincian minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana sebesar Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium sebesar Rp 14.000 per liter dan mulai berlaku pada 1 Februari 2022.

Ia mendapati pengakuan pedagang bahwa minyak goreng sesuai HET tidak kebagian stok. Sementara, yang disediakan pedagang adalah minyak goreng non-HET seharga Rp 16.000. Bergeser ke pedagang lain, Bima juga mendapati keterangan yang sama. “Jadi di pasar yang langka itu masih minyak goreng,” ujarnya.

Dirinya menilai, minyak goreng HET masih menjadi pekerjaan rumah ‘PR’ pemerintah pusat karena pedagang masih kesulitan mendapatkan stok. “Di sini saya lihat minyak goreng krisis ya, banyak yang kosong. Kalau pun ada sedikit. Ini PR nih, untuk pemerintah pusat memang,” sindir Bima.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perisdustrian (DiskopUKMdagin) Kota Bogor Mohamad Soleh, mengatakan saat ini distribusi minyak goreng kemasan premium HET Rp 14.000 masih terbatas dijual di pasar tradisional.

Agen minyak goreng Kota Bogor, yakni Toko Makmur, kata Soleh, menjatah pembelian minyak goreng premium maupun curah karena ketersediaan stok terbatas.

Minyak goreng premium merek Resto dan SIIP serta minyak goreng curah 1 dirigen berkapasitas 16 kilogram sudah diperjualbelikan sejak kebijakan HET diberlakukan, dengan syarat per pembelian tiga karton.

Minim Rambu Lalu lintas, 4 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Di Jalan Sudirman

Kota Bogor – Kecelakaan beruntun melibatkan 2 motor dan dua mobil terjadi di kawasan Air Mancur, Jalan Sudirman, tepatnya di depan Mako Zeni TNI-AD, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Selasa pagi (18/1/2022). Tiga orang korban kecelakaan beruntun tersebut kemudian dilarikan ke RS PMI Bogor guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Informasi yang diterima melalui video Safe Anggota Rescue, terlihat dua mobil dan motor yang hancur karena benturan dari tabrakan. Kedua mobil terlihat ringsek, bahkan ada motor yang ancur terjepit diantara kedua mobil tersebut. Rescue Kabupaten Bogor yang kebetulan berada di lokasi membantu korban menyebutkan, bahwa mobil hitam dari arah Istana diduga hilang kendali.

Mobil tersebut lalu banting stir ke kanan bahu jalan, sehingga menabrak dua motor sampai hancur terjepit dan satunya tergeletak di jalan. Mobil hitam tersebut juga menyeruduk satu mobil yang sedang parkir di jalur sepeda. Sementara, diketahui ada 3 orang yang menjadi korban kemnudian dilarikan ke RS PMI, satu orang mengalami luka di kepala, satu orang lainnya luka di tulang ekor.

Menurut Kasubsie Humas Polresta Bogor Kota Iptu Rachmat Gumilar, Kecelakaan lalu lintas terjadi di Ruas Jalan Sudirman, tepatnya di Rumah Makan Padang Yasmin Raya, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Kronologi kecelakaan beruntun yang mengerikan itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.

Dijelaskannya, mulanya, saat itu kendaraan Suzuki Ertiga No. Pol. F-1622-LX yang dikemudikan M Ramdon (45) melaju dari arah Simpang Denpom melalui Jalan Sudirman menuju ke arah Air Mancur. Ketika melintas Jalan Sudirman tepatnya di depan Mako Zeni TNI-AD, Bogor Tengah Kota Bogor diduga pengemudi kendaraan Suzuki Ertiga No. Pol. F-1622-LX mengalami kambuh kejang epilepsi. Sehingga tidak sadarkan diri dan hilang kendali.

“Saat itu mobil yang di kendarai M Ramdon yang juga ASN dari Pemkab Bogor itu, oleng ke kanan dan menabrak Kendaraan Daihatsu Xenia No.Pol B-1967-URW, kemudian menabrak kendaraan sepeda Motor Honda Beat No.Pol. F-4794-DQ dan kendaraan sepeda Motor Honda Supra-X 125 No.Pol. F-5445-JU. Mobil terhenti setelah menabrak Kendaraan Toyota Avanza No.Pol. F-1446-CZ yang sedang parkir dibadan jalan,” tandas Iptu Rachmat Gumilar.

Daihatsu Xenia No.Pol B-1967-URW dikemudikan Iyus Junaedi (63). Toyota Avanza No.Pol F-1446-CZ yang sedang parkir di badan jalan milik Poypoy Yusuf Setiadi (52). Akibat kejadian tersebut terdapat dua orang yang menjadi korban, Abdul Azis (40) pengendara sepeda motor Honda Beat No.Pol D-4794-DQ mengalami luka ringan, dan Agung Tri Idayanto (39) pengendara sepeda motor Honda Supra-X dengan No.Pol F-5445-JU juga mengalami luka ringan.

“Saat ini korban sudah dilarikan ke RS PMI untuk segera di tangani oleh pihak medis. Kerugian yang di alami dari kejadian tersebut diperkirakan sebesar Rp 15.000.000,” tukasnya.

Sementara itu, dari sejumlah video yang beredar di media sosial kecelakan di jalan jalur cepat tersebut diakibatkan minimnya rambu lalu lintas tentang peringatan, dan di tambah lagi bagunan pedestrian jalan yang mempersempit ruas jalan raya.

Minim Perhatian, Jalan Pahlawan- Citeureup Langganan Banjir

Citeureup – Warga dan para pengemudi kendaraan yang melintas di Jalan Raya Pahlawan, Desa Sanja-Kecamatan Citeureup, kerap kali terjebak banjir. Apalagi, saat musim hujan tiba, banjir hingga menutup ruas jalan. Ironisnya, banjir ini terjadi sudah bertahun-tahun tapi terkesan dibiarkan instansi terkait.

Jaenudin (37) warga setempat, mengaku banjir yang kerap menggenangi jalan pahlawan terjadi di saat musim hujan datang. Banjir tersebut dikarenakan saluran air yang diduga tak berfungsi alias tersumbat oleh sampah, batu-batu dan tanah.

“Setiap hujan pasti banjir gede. Ini karena air hujan tidak mengalir ke saluran air akibat tersumbat, sehingga air meluap ke jalan. Dan banjir ini sudah bertahun-tahun namun tak pernah ada penanganan dari kecamatan atau Pemkab Bogor,” katanya saat ditemui Rakyat Bogor, Kamis (21/4/2022).

Senada dimatakan Umar (40) pengguna jalan yang mengaku, kondisi kerap terjadi ketika hujan turun yang menyebabkan jalan ini, kerap digenang air. Meski persoalan ini terbilang lama, namun belum juga ada tindakan dari intansi terkait.

“Ini harus ada tindakan nyata dari pemerintah. Soalnya kalau gak diperhatikan, jalan pun lama-lama bisa tergerus air dan menganggu warga maupun pengguna jalan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Camat Citeureup Ridwan Said tidak menampik, jalan pahlawan yang kerap menjadi langganan banjir. Pihaknya mengaku sudah melaporkan hal ini kepada Pemda Bogor.

“Itu drainasenya tersumbat pak. Tapi kita sudah laporkan perihal ini ke Dinas PUPR Kabupaten, untuk dilakukan normalisasi. Bahkan selalu kita ajukan dalam musrenbang dan reses,” jelasnya.

Menurutnya, bencana banjir yang kerap menggenang jalan Pahlawan, menjadi persoalan serius bagi pihak kecamatan maupun desa tersebut, untuk segera melakukan penanganan secara bersama-sama.

“Sebagai pihak kecamatan, kami dan pemerintah desa intinya akan sama-sama mengawal dalam realisasinya,” tukas mantan ajudan di era Bupati Rachmat Yasin ini.

Minim Pengawasan, Bangli Menjamur Di Atas Sungai Cibalok

Ciawi – Keberadaan sejumlah bangunan liar (bangli) yang berada di atas aliran sungai Cibalok yang melintasi wilayah Gadog dan kampung Peundeuy, Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor disoroti sejumlah pihak, salah satunya Forum Masyarakat Ciawi Peduli (Formacip) yang bereaksi keras tentang hal tersebut.

“Jangan sampai di biarkan, karena jika tidak di antisipasi sejak dini, bangli akan semakin menjamur,” tegas Ujang Khamun, Pembina Formacip, Senin (6/12/2021).

Karena itu, lanjut dia, pihak terkait harus mengambil sikap dan melakukan pengawasan lebih intensif. Selain itu kata dia, pihak berwenang harus memberikan pengertian kepada masyarakat, bahwa membangun di atas aliran sungai melanggar aturan.

“Ya harus ada tindakan tegas. Karena jika tidak mengambil sikap, sama saja pihak terkait melakukan pembiaran yang akhirnya masyarakat berasumsi membangun di atas aliran sungai tidak melanggar, tidak akan ada sanksi dan lain-lain,” tandasnya.

Menurut dia, dengan semakin maraknya bangli di atas aliran sungai Cibalok di khawatirkan dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Terlebih kata dia, bangli di kawasan tersebut jumlahnya bisa mencapai belasan hingga puluhan dan telah berdiri sejak lama.

“Tidak sedikit terjadi bencana akibat luapan air, karena sumbatan pada saluran. Dan apabila di biarkan terus dalam waktu panjang, kemungkinan besar hal-hal yang dikhawatirkan bisa terjadi,” ujar lelaki yang akrab disapa Ukha tersebut.

Masih menurut dia, berdasarkan informasi dan pantauan pihaknya di lapangan, tak sedikit warga yang mendirikan bangunan serta jalan masuk kendaraan di atas aliran sungai lingkungan. Bahkan kata dia, di kawasan tersebut ada salah satu bangli milik anggota legislatif (aleg) DPRD Kabupaten Bogor.

“Yang menjadi pertanyaan kami, kemana pihak terkait selama ini, seperti apa cara monitoring mereka. Kok banyak bangunan permanen di atas sungai, padahal itu jelas melanggar Perda Nomor. O4 tahun 2016,” kata Ukha.

Terpisah, Abeng Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan (Kaur Ekbang) Desa Pandansari membenarkan hal tersebut. Namun menurutnya, pihak desa tidak memiliki kewenangan lebih, baik tindakan tegas ataupun sanksi.

“Iya di wilayah Kampung Gadog Rw 03, RW 04 dan RW 05 kampung Peundeuy memang banyak bangunan yang berdiri di atas sungai. Namun kami hanya bisa menyarankan kepada masyarakat agar tidak membangun apapun di atas sungai itu,” kilahnya.

Ia menambahkan, sejauh ini pihaknya hanya bisa mengingatkan kepada para bangunan jika bangunan milik mereka sudah melanggar aturan

“Jangan sampai nanti pihak pemerintah desa salahkan, karena di atas pemerintah desa ada lagi instansi yang lebih berwenang,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Trantib Kecamatan Ciawi Rudi Fahrudin mengatakan, pihak nya akan segera melakukan pendataan terkait bangunan liar termasuk para PKL yang ada di kawasan Ciawi.

” Ya kami akan lebih gencar melakukan pendataan. Karena pada prinsipnya jika ada sesuatu yang bisa menimbulkan gejolak, maka itu menjadi kewenangan kami untuk melakukan pendataan. Namun soal sanksi atau penertiban itu bukan kewenangan kami, karena ada yang lebih berwenang dalam hal itu, ” pungkasnya.

Mimpi, Kereta Gantung Bisa Atasi Kemacetan Di Jalur Puncak

Cisarua – Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, berharap apabila wacana kereta gantung jadi dibangun kemungkinan besar akan bisa memecah kemacetan di Puncak Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Tak hanya itu, fasilitas ini nantinya akan menjadi destinasi baru bagi traveler.

“Harapan kami bisa segera kita wujudkan. Karena kereta gantung ini selain akan memecah dan mengurai kemacetan, juga menjadi salah satu destinasi dan daya tarik wisata, dan ramah lingkungan,” ujar Sandiaga, Selasa (8/3/2022).

Sandiaga menyebut bahwa dalam momen tertentu, seperti libur panjang, traveler merasakan macet berkepanjangan. Bahkan, arus lalu lintas di Puncak pada libur di minggu lalu tidak bergerak sama sekali.

“Kami akan pastikan, karena ini masyarakat yang akan ke Puncak, Bogor sudah bertahun-tahun mungkin berbelas-belas tahun menghadapi situasi kemacetan yang horor,” terang dia.

Lebih lanjut, demi merealisasikan wacana tersebut Kemenparekraf akan mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan juga Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) untuk membahas hal tersebut.

“Kereta gantung, kami bersama rekan-rekan akan segera menyiapkan usulan. Dan tentunya respon dari Kementerian Perhubungan yang berencana akan membahas usulan ini sangat kami apresiasi. Oleh karena itu, tanggapan dari pak Direktorat Perhubungan Darat, Kemenhub, Budi Setiyadi bahwa Kemenhub akan membahas ini dalam rangka evaluasi bersama pemerintah daerah Bogor serta Kementerian PUPR,” tandas dia.

Hingga kini, kemacetan di Puncak Cisarua yang tidak kunjung selesai bahkan menjadi perhatian pemerintah pusat. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri masih belum bisa menemukan solusi yang tepat dalam mengurai kemacetan di wilayah selatan Bumi Tegar Beriman tersebut.

Selain membahas dengan dua kementerian yang lain, Sandiaga juga menyatakan, bahwa Pemerintahan Arab Saudi juga mendukung pembangunan kereta gantung di kawasan Puncak, Cisarua.

Sandiaga Uno mengatakan, dukungan itu diberikan ketika mengajak Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia, Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi menikmati keindahan kawasan, beberapa waktu lalu.

Usulan pembangunan kereta gantung serta sejumlah transportasi publik ramah lingkungan yang disampaikan Sandiaga Uno disambut gembira Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi.

Ia mengaku mendukung usulan tersebut karena dinilainya sangat baik. “Ya, ya itu bagus, kami akan mendukung karena ini sangat bagus,” ujar Syekh Essam bin Abed Al-Thaqafi.

Meski Aman dari PMK, Pasar Hewan Jonggol Terus Dipantau

JONGGOL, HRB – Pasar Hewan Jonggol di Jalan Pasar Lama No. 66 Desa Jonggol – Kecamatan Jonggol, sudah beberapa hari ini dibuka lantaran dinyatakan telah aman dari Penyakit hewan jenis Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Petugas Kecamatan dan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor melakukan pemantauan.

“Pengawasan pelaksanaan operasional hewan ternak ini, dalam rangka pembukaan kembali pasar hewan Jonggol sebelumnya,” kata Kanit Trantib Kecamatan Jonggol, Dadang, kepada Rakyat Bogor, Senin (20/6/2022).

Adapun kegiatan yang dilaksanakan, kata Dadang, diantaranya titik pemeriksaan di pintu masuk pasar hewan jonggol. Selain itu, dalam pemeriksaannya, meliputi untuk hewan berasal dari Kabupaten Bogor, dilakukan pengecekan mulut dan kaki.

“Adapun untuk hewan dari luar Kabupaten Bogor, dilakukan pengecekan surat sehat dari daerah asal dan pengecekan mulut dan kuku pada hewan ternak yang datang serta dikirim,” jelasnya.

Sementara itu, Rohim (40) salah satu pegadang hewan qurban jenis sapi di kawasan Jonggol, mengaku lega dengan adanya intruksi dari lerugas tentang diperbolehkannya kembali pasar hewan untuk beroperasi.

“Alhamdulillah sudah boleh buka pak. Untuk pengawasan dari petugas, kami rasa sangat membantu para pengusaha ternak, guna memastikan kepercayaan konsumen yang datang dari berbagai wilayah,” ujarnya.

Menyedihkan, Anggota Linmas di Citeureup Digaji Rp.10.000

Miris sekali nasib petugas Satuan Perlindungan Masyarakat atau biasa disebut Linmas yang ada di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, setiap harinya mereka hanya mendapat Rp.10.000 atau setara Rp 300 setiap bulannya. Penghasilan itu mereka peroleh sejak tiga tahun silam hingga sekarang.

Perlindungan Masyarakat (Linmas) atau biasa disebut Hansip adalah warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana.

Serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, serta membantu kegiatan sosial kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan.

Hak dan Kewajiban Satlinmas tersebut sudah tertuang di Peraturan Bupati Bogor Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Bogor.

Tetapi apa yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Satlinmas Di Pemerintahan Desa tersebut, tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di bawah.

Dimana salah satu anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) yang ada di Desa Citeureup, tidak merasakan Hak dan Kewajiban yang tertuang di Peraturan tersebut selama tiga (3) tahun ia menjadi anggota Satlinmas di Desa tersebut.

“Jadi Linmas sudah ada 3 tahun disini, selama pak kades menjabat saja, gaji mah cuman Rp.10.000 sehari, itu juga sudah 2 bulan belum dibayar,” ucap salahsatu Linmas, Juli kepada wartawan, Minggu (6/8/2023).

Ia pun mengatakan, bahwasanya selama ia menjalankan tugas Linmas selama 3 tahun di Kantor Desa tersebut, hanya gaji yang dia terima dan tidak pernah penghasilan atau bonus yang ia terima dari pemerintahan tempatnya bertugas. “Cuma itu saja Rp.10 ribu. THR kemarin juga gak dikasih, tapi kalau sembako suka dikasih,” kata Juli.

Linmas tersebut menjelaskan, jika anggota Satlinmas di Desanya berjumlah 3 orang. Kemudian saat disindir apakah ia dan rekan anggota Linmas lainnya pernah mengajukan untuk kenaikan gaji tersebut.

“Disini kita ada 3 orang Linmasnya, ada yang tugas malem juga makanya hari ini sendirian. Malau buat ngajuin naik gaji, yang lain juga sering ngomong mulu soal gaji segitu,”ucapnya.

Terhadap seragam yang ia pakai sekarang, ia mengaku bahwa seragam tersebut diberikan oleh salah satu satgas, dan dari pemerintahan desa tidak pernah menyiapkan atau memberikan seragam linmas yang baru. “Gak baru ini mah, dikasih satgas,”ucapnya dengan singkat.

Lebih miris lagi anggota linmas tersebut menjelaskan bahwa jika dirinya sedang sakit harus mengurus sendiri tanpa meminta bantuan terhadap pemerintahan ditempat ia bertugas.

Sementara itu, Kades Citeureup Marwan belum bisa memberikan keterangannya saat dihubungi melalui pesan selularnya.

Menkop UKM dan Wali Kota Dorong Kacang Koro Jadi Substitusi Kedelai

Bogor Barat – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki dan Wali Kota Bima Arya menghadiri Festival Olahan Pangan Lokal Kacang Koro di Bubulak Tepi Sawah, Bogor Barat, Jumat (1/4/2022).

Dalam festival tersebut, baik Teten Masduki maupun Bima Arya menyatakan siap mendorong pengembangan komoditas lokal yang dapat dijadikan substitusi kedelai, salah satunya menggunakan kacang koro.

“Hari ini kami mengundang Pak Menteri untuk menyaksikan sekaligus memberi dukungan terhadap upaya bagi kami untuk mempromosikan kacang koro sebagai pengganti kedelai,” ungkap Bima.

Banyak pengrajin tahu tempe di Kota Bogor yang mengandalkan kedelai, di mana suplay, fluktuasi harganya bergantung pada impor. Karena itu, Pemkot Bogor akan fokus kepada hilirisasi dengan inovasi olahan kacang koro.

“Di Kota Bogor fokus betul kepada hilirisasinya. Dalam rangkaian ulang tahun PKK, ibu-ibu PKK dari 68 kelurahan mengolah kacang koro tadi dalam berbagai tampilan makanan maupun minuman dari berbagai tampilan,” terangnya.

Berbagai kudapan yang dicicipi Bima Arya dari olahan kacang koro, rasanya hampir sama dengan olahan kedelai ataupun terigu. “Rasanya sama. Kalau tidak dikasih tahu, kita tidak tahu kalau itu dari kacang koro.

Harapannya bisa menemukan teknologi yang semakin disempurnakan agar olahannya itu rasanya bisa maksimal. Kota Bogor siap untuk menjadi etalase dari olahan kacang koro yang sekarang sedang didorong betul oleh Pak Teten atas arahan dari Pak Preside,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Menkop UKM Teten Masduki mengaku bangga dan senang bisa hadir dalam Festival Kacang Koro ini. “Program yang diinisiasi oleh pak Wali Kota keren. Ternyata kacang koro bisa diolah dalam berbagai macam variasi makanan,” kata Teten.

“Jadi saya berkesimpulan kacang koro ini bisa untuk mengganti kedelai, terutama untuk tempe. Kita impor 95 persen kebutuhan kedelai itu 60 persennya untuk tempe. Ini bisa kita buat tempe yang murah, gizi tetap tinggi dan terjangkau oleh daya beli masyarakat,” tambahnya.

Selain itu, Teten jug melihat banyak olahan kue yang terbuat dari tepung kacang koro. “Jadi bisa mensubstitusi impor terigu. Bahkan, temuannya kombinasi atau blend antara tepung kacang koro dan tepung singkong itu bisa bisa 100 persen bisa menggantikan terigu,” katanya.

Teten berharap, dengan hilirisasi produk kacang koro seperti yang dilakukan di Kota Bogor, membuat permintaan kacang koro meningkat sehingga petani juga tidak ragu lagi menanamnya.

Dan Kacang koro ini mudah ditanam, adaptif dengan kondisi tanah apapun sehingga tanah marjinal, tegalan, kebun yang tidak produktif bisa ditanami kacang koro. Kita butuh sekitar 2,7 juta ton per tahun,” tuturnya.

Kemenkop UKM, lanjut Teten, siap menyuplai kebutuhan kacang koro bersama koperasi binaan. “Kalau modeling yang sekarang dilakukan oleh Pak Wali dengan mengolah kacang koro menjadi aneka produk pangan, saya kira untuk meyakinkan sekali lagi bahwa kita bisa mengganti kacang kedelai bahkan terigu dengan kacang koro,” pungkasnya.